Kolaborasi UBSI Dengan Poltekkes Kemenkes RI Pada Workshop Pembinaan Soft Skill Mahasiswa
Terbit : 2021-08-27 | Jam : 19:51:14 WIB | Dibaca : 699 kali.
Jakarta – IC UBSI (Incubator Center Universitas Bina Sarana Informatika) berkolaborasi dengan Poltekkes Kemenkes RI melalui Pusdik SDMK Kemenkes RI mengadakan Workshop Pembinaan Soft Skill Mahasiswa yang berkaitan dengan Enterpreneurship secara daring pada Jumat dan Sabtu (20-21/8/2021) pukul 08.00-16.30 WIB.
Workshop tersebut diikuti oleh seluruh mahasiswa dan dosen Kewirausahaan Poltekkes Kemenkes seluruh Indonesia. Adapun narasumber dalam workshop tersebut adalah IC UBSI (Incubator Center Universitas Bina Sarana Informatika) yang terdiri dari Fuad Nur Hasan selaku ketua IC UBSI dan Alwa Rerizia yang merupakan salah satu mentor IC UBSI, ia adalah owner Borneo Talent School. Ketua panitia, koordinator substansi penyelenggaraan pendidikan bapak Dr. Akemat S.Kp, M.Kes saat membuka workshop mengatakan bahwa tujuan dari diadakannya workshop tersebut adalah agar mahasiswa bisa memahami dan menanamkan nilai-nilai kewirausahaan pada diri mereka sehingga dapat memiliki ide-ide kreatif dan inovatif untuk berwirausaha dengan membuat produk atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.”kami berharap bukan hanya mereka bisa membangun sebuah usaha untuk mereka sendiri, tetapi juga ketika mereka menjadi pegawai atau menjadi tenaga kesehatan disuatu unit kerja tertentu mereka juga tetap memiliki mindset sebagai wirausaha sehingga akan berkontribusi terhadap efektifitas, efesiensi dan juga profiteking dari satker yang menjadi naungan tempat mereka bekerja,” kata Dr. Akemat. Dihari pertama, pada sesi 1 topiknya adalah “Membangun Mindset Mahasiswa untuk Memiliki Kemauan dan Kemampuan Berwirausaha” yang di bawakan oleh Fuad Nur Hasan dan Alwa Rerizia salah satu mentor IC UBSI.
Dalam sesi 2 topik yang dibawakan adalah “Sukses Bisnis ditentukan dari Model Bisnisnya” yang dibawakan oleh Fuad Nur Hasan selaku ketua IC UBSI. Alwa nenjelaskan tentang winning mindset entrepreneurship 5.0, tentang bagaimana untuk menjadi entrepreneurship yang menjadi pemenang dan membangun bisnis secara by design, tidak dengan by accident. Alwa juga menjelaskan perbedaan antara entrepreneur by design dan entrepreneur by accident. Di sesi 2, Fuad Nur Hasan menjelaskan tentang apa itu BMC (Business Model Canvas) dan memaparkan tentang 9 blok penting yang terdapat dalam BMC. Fuad menjelaskan bahwa bisnis yang sukses bermula dari model bisnis yang baik dan benar. Berlanjut dihari kedua, Fuad Nur Hasan memberikan materi tentang “Digital Marketing, Solusi Jitu di Era Pandemi” sebagai pengisi sesi 3 dan Alwa Rerizia membawakan materi mengenai “Laporan Keuangan dan Proyeksi Keuangan” sebagai pengisi sesi 4.
Fuad menjelaskan tentang apa itu digital marketing, ia memaparkan tentang packaging, branding dan marketing. Menurutnya marketing tanpa packaging dan branding bagaikan sayur tanpa garam. Diakhir pemaparannya Fuad menyampaikan bahwa “bisnis yang bagus tidak hanya yang dipikirkan, bisnis yang bagus tidak hanya yang ada di plan, bisnis yang bagus tidak hanya yang ada di BMC, tapi bisnis yang bagus adalah bisnis yang dijalankan dan bisnis yang grow up, artinya bisnis tersebut dijalankan lalu tumbuh dan berkembang, tidak hanya sekedar dijalankan, tapi harus selalu dievaluasi agar terus bisa berkembang” tutup Fuad dalam workshop di hari terakhir. Pada sesi terakhir Alwa Rerizia menjelaskan mengenai laporan dan proyeksi keuangan, ia juga memberitahu tentang bagaimana cara memanagement keuangan dan membuat rancangan anggaran bisnis yang baik.
Di akhir acara Alwa Rerizia memberikan studi kasus untuk dikerjakan oleh peserta workshop, dan menantang peserta untuk menyusun rancangan anggaran bisnis. Alwa memberikan closing statement yang sangat membuat hari terketuk, “Dunia tidak menunggu kita untuk berubah, tapi dunia selalu terus berubah dan selalu menantang anda untuk bisa menaklukan dunia, kapan anda bisa menaklukan dunia? Dunia bisa ditaklukan ketika anda siap merubah diri bukan sesuai dengan perkembangan dunia, tapi siap menjawab tantangan dunia” tutup Alwa Rerizia.