Bec News BEC BSI

AGENT OF CHANGE ON MEA 2016

Terbit : 2016-01-14 | Jam : 09:59:37 WIB | Dibaca : 2139 kali.

Untitled Document

Bagi dunia industri dan usaha tahun 2016 ini mungkin akan berbeda dengan tahun tahun sebelumnya. Mengapa ? Ya, karna akhir tahun 2015 kemarin kita sudah diramaikan dengan isu MEA. Sanggupkah Indonesia bersaing dengan perdagangan bebas dalam kondisi MEA. Sanggupkah Jobseeker Indonesia bersaing dengan kondisi MEA. Satu lagi, Sanggupkah produk lokal Indonesia bersaing dengan produk kondisi MEA. Sanggupkan Indonesia?

MEA singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan suatu asosiasi yang dimana akan berlaku aturan perdagangan bebas (free trade) dan artinya, batas-batas (border) dari negara-negara ASEAN kian menipis, dan aturan-aturan border antar negara di ASEAN akan semakin melunak demi terlaksananya MEA. Warta Kota dalam informasinya Senin (20/4/2015) “Konsepsi dasar MEA adalah pembentukan basis kekuatan ekonomi regional, dengan landasan pengembangan ekonomi kawasan”.

Indonesia negara dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa ini sedikit banyak di topang oleh penduduk yang berpendapatan menengah (middle income) yang diperkirakan menjadi pasar “empuk” bagi produk-produk Negara ASEAN lainnya. Lalu apakah kondisi MEA ini di dukung baik dari segala aspek? Baik Pemerintah, Swasta atau kita semua sebagai masyarakat Indonesia.

Sampai saat ini berdasarkan Badan Pusat Satatistik (BPS), Tingkat Pegangguran Terbuka (TPT) per Agustus SMK mencapai 12.65% dari jumlah total pengangguran. Jumlah Pengangguran SMK bahkan terus meningkat jika dibandingkan dengan periode 2014 yang mencapai 11.24 % dan Februari 2015 9.05 %. Lalu bagaimana halnya dengan pengangguran terdidik pada jenjang perguruan tinggi, karna pada dasarnya tidak semua lulusan sekolah langusng studi lanjut ke tingkat perguruan tinggi. Hal ini menjadikan polemik tersendiri bagi pemerintah, karna bukan hanya sebagai “PR” semata, tapi dapat juga menjadi tantangan ganda bahwa pekerjaan pemerintah yang satu ini dapat di manfaatkan dalam menghadapi persaingan kondisi Masyarakat Ekonomi ASEAN..

Mahasiswa, tentunya menjadi salah satu yang terdampak paling besar dalam kebijakan MEA ini. Lulusan perguruan tinggi di Indonesia tidak hanya bersaing dengan para jobseeker lokal lainnya, akan tetapi juga harus bersaing dengan jobseeker internasional. Tentu akan sulit lulusan perguruan tinggi Indonesia untuk bersaing dengan lulusan perguruan tinggi di negara-negara lain.

Lalu bagaimana seharusnya peran mahasiswa dalam menyikapi hal ini?

Pada Semangatnya Mantan Presiden RI pertama Ir Soekarno mengatakan “Beri saya sepuluh Pemuda, Maka akan ku guncang Dunia”. Semangat tersebut seharus dapat menular pada remaja saat ini. Mahasiswa, sebagai agent of change (agen perubahan) tentunya tidak dapat diam berpangku tangan. Sebagai elemen yang mendapatkan impact  yang lumayan besar dengan adanya kebijakan MEA, Oleh karena itu, lulusan perguruan tinggi setidaknya menjadi peran penting bagi kemajuan suatu Negara dan mampu bersaing dengan Negara-negara lain. Berikut beberapa hal penting yang pada dasarnya harus dipersiapkan bagi lulusan perguruan tinggi:

  • Standar kualitas lulusan perguruan tinggi saat ini tidak hanya berkiblat pada Indeks Prestasi Kumulatif atau yang biasa kita sebut Nilai IPK, akan tetapi lulusan harus betul-betul fokus terhadap background pendidikan yang diambil. Tidak hanya itu, perkara softskill dan hardskil yang dimiliki menjadi modal untuk bersaing dengan jobseeker lainnya. Terutam dengan jobseeker dengan Negara-negara ASEAN lainnya. Adanya standarisasi keahlian dengan sertifikat keprofesionalitasan setiap individu juga penting dalam bersaing dengan jobseeker lainnya.
  • Paradigma mahasiswa sebagai agent of change sedikit banyak menjadi mindset tersendiri bagi para mahasiswa, bahwasannya lulusan tidak terlalu terpaku pada pemikiran lulus kuliah harus mencari pekerjaan, akan tetapi aktifitas saat dibangku kuliah dapat memperbanyak ilmu serta jaringan dalam membangun peluang pekerjaan yang baru. Lulusan yang dapat membangun bisnis atau perusahaan sendiri justru menjadi andil besar bagi pertumbuhan ekonomi bangsa ini. Ilmu serta pengalaman yang didapat tidak hanya dibangku kuliah sejatinya tidak hanya diterapkan saat kuliah akan tetapi dapat diterapkan juga setelah lulus kuliah nantinya.
  • Lulusan sejatinya juga peduli terhadap lingkungan masyarakat sekitar. Aktifitas saat mahasiswa sedikit banyak juga menekankan pada interaksi sosial yang baik. Memberikan edukasi kepada masyarakat akan persaingan di tahun-tahun kedapan dalam kondisi MEA, membangun kualitas masyarakat yang mampu bersaing dengan Kondisi MEA serta Turut andil membangun perekonomian masyarakat dilingkungan sekitar yang mandiri tidak terlalu berpangku tangan pada pemerintah.

Salah satu cara yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) dan ketengakerjaan Indonesia dalam waktu singkat ialah melalui pendidikan vokasi. Pendidikan Vokasi inilah masyarakat dapat meningkatkan kapabilitas kemampuan masing-masing. Lembaga-lembaga pendidikan vokasi setingkat diploma akan mnejadi solusi jangka pendek yang setidaknya dapat “diakui” dan “dijamin” setiap individu dapat bersaing ditengah kondisi MEA saat ini. Menjamin hal tersebut, lembaga Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang dibentuk oleh pemerintah setidaknya menjadi modal menciptakan SDM yang berkopenten di berbagai bidang.

Menjadi individu yang siap dalam kondisi MEA jauh lebih baik dipersiapkan sejak dini. Bekali kemampuan dengan keahlian yang diminati serta meningkatkan kreatifitas yang dapat menunjang dalam bersaing dengan Negara-negara ASEAN lainnya.(MHZ)

Image 06